MELIHAT DARI DALAM


Beberapa hari terakhir saya disibukkan oleh deadline menulis buku. Alhamdulillah untuk slowrespon di whatsapp sejak 3 hari lalu dan beberapa hari kedepan sudah terlihat hasilnya. Buku saya sudah 90% menuju selesai, tinggal menunggu beberapa desain dari ilustrator dan self editing. Buku kali ini memang berbeda dari buku-buku sebelumnya. Ini buku solo yang saya tulis sendiri dari awal hingga akhir. Mulai dari outline hingga finishing, alhamdulillah sayapun tidak menyangka ternyata buku impian saya akan lahir secepat ini. Saya memang mentargetkannya sebelum 10 malam terakhir ramadhan segala hal tentang buku ini harus sudah selesai. Selain karena sudah diminta penerbit, alasan lainnya karena saya mau bisa fokus ibadah saja di hari-hari terakhir ramadhan tahun ini.

Tadi malam, saya menulis tentang Bab Ibu yang Bahagia dan Agen of change. Saya terpaku dengan konsep betapa seorang Ibu memang harus sudah selesai dengan dirinya sendiri. Sehingga ia tidak membawa PR ke anak atau suami. Apakah itu PR emosional, mindset, manajemen waktu, komunikasi dan sebagainya. Ada 1 statemen saya yang sangat saya suka yaitu


"Reaksi yang ada di sekitar kita adalah efek pantulan dari diri kita sendiri.."

Jadi, ketika kita ingin sesuatu  berjalan sesuai dengan keinginan kita. Maka yang dituntut untuk berubah bukan lingkungannya, akan tetapi kitalah yang harus merubah sikap kita.

Sebagai contoh ketika kita ingin suami dan anak-anak lebih rajin beribadah. Maka yang kita lakukan bukanlah ceramah panjang kali lebar tentang betapa sedihnya kita karena suami tidak intens mengajak beribah, atau betapa kecewanya kita anak-anak sangat susah untuk diajak shalat dan mengaji bersama. Akan tetapi yang lebih efektif kita lakukan adalah merubah diri kita terlebih dahulu untuk lebih peka dengan ibadah. Contoh kecil peka terhadap azan dengan bergegas meninggalkan kesibukan ketika waktu shalat sudah tiba. Mendorong diri sekuat mungkin melawan malas agar selalu tilawah setidaknya sehalaman setiap shalat. Ketika kita sudah berhasil menempa diri kita untuk lebih rajin beribadah, maka orang sekitar kita akan tergoyah hatinya. Karena bahkan batu saja bisa tumpul oleh tetesan hujan. Kebaikan itu menular, dan cinta itu menggerakkan.


Sama halnya ketika anak kita akhir-akhir ini sering rewel, tantrum, emosian tanpa tau maunya apa. Yang kita lakukan bukan mengintrogasi hingga ia bosan mendegar ocehan kita. Atau meneriakinya agar berhenti menangis karena kepala kita mulai panas mendengar tangisan tiada henti. Akan tetapi coba kita tanya ke diri kita terlebih dahulu,,

apakah akhir-akhir ini mood kita sebagai Ibu memang sedang tidak baik?, atau tanpa sadar kita yang belakangan emosinya kurang terkontrol?. Karena anak itu mudah sekali merasakan apa yang kita rasakan. Atau jangan-jangan karena akhir-akhir ini quality time kita dengan anak memang berkurang?. 

Dengan terlebih dahulu memulai dari diri sendiri, melihat ke diri sendiri, bertanya ke diri sendiri, kita akan lebih bijak dalam menanggapi sekitar. Kita tidak akan mudah menyalahkan orang lain dan diri tidak akan terlalu sering kecewa. Karena melihat dari dalam itu penting. Terdengar klise tapi ampuh untuk mengundang banyak energi positif di dalam rumah.

Karena setelah menjadi Ibu saya tau sekali bagaimana banyaknya kejutan di setiap hari. Tantangan yang selalu datang tiba-tiba dan tak jarang kejadian-kejadian yang silih berganti itu membuat kita terkadang tak terkontrol. Lupa bahwa setiap ucapan kita adalah doa. Lupa bahwa setiap sikap kita akan menjadi contoh bagi anak. Lupa bahwa kenyamanan rumah adalah tanggung jawab bersama.

Ketika sikap kita sebagai Ibu sudah tidak positif, jangankan untuk membawa keluarga dalam kebaikan, untuk menjaga rumah agar tidak tegang dan mencekam saja jadi susah. Bisa baca di artikel saya sebelumnya tentang Happy wife Happy life. Karena kita adalah penentu suasana rumah. Berusaha menjadi rumah ternyaman dan menjadi sosok yang selalu dicari itu memang butuh usaha. Mulailah dari sekarang. Bismillah coming soon semoga buku solo saya ini bisa bermanfaat bagi Ibu-Ibu milenial yang masih akan terus  berjuang di dalam kondisi keluarga masing-masing...

#momsupportsmoms

0 Komentar