NIKAH MUDA? YAKIN?


Tidak lengkap rasanya jika berbicara tentang indahnya menikah tanpa diimbangi dengan berbicara mengenai konsekuensi yang ada di belakangnya. Mungkin tagline nikah muda sudah tidak  asing lagi  di telinga kita, menikah muda yang selama ini identik dengan keromantisan, keharmonisan dan gemerlap pacaran pasca halal lainnya memang tidaklah salah. Jujur itulah yang juga saya rasakan, dan gambaran itu juga yang mungkin membuat beberapa orang ingin juga merasakan gimana sih rasanya menikah muda yang tergambar dari berbagai foto romantis para pasangan di feed instagram mereka.
Sebenarnya rasa ingin menikah itu tidak salah, toh menikah itu sunnah kan? Berpahala lagi, siapa sih yg tidak mau?. Yang salah itu, ketika kita ingin menikah tanpa memikirkan konsekuensi setelah itu, karena menikah bukan hanya tentang ketawa ketiwi, romantis sana sini, bukan, karena jika hanya itu yang ada di bayangan kita sebelum menikah, ya tidak heran jika banyak yang kecewa, kaget setelah menikah.

Karena setelah akad ada banyak tanggung jawab yang harus diemban, itulah mengapa sebelum memutuskan menikah banyak yang harus dipersiapkan, ini sama sekali bukan soal resepsi nya, tapi tentang persiapan ilmu, mental, jiwa, sikap, kebiasaan. Karena bahkan orang yang sudah tamatin kitab Fathul Izar, Qurratul 'uyun, atau kitab Uqudul Lujain saja masih harus banyak belajar belajar belajar lagi. Apalagi orang yang tidak ada persiapan apa-apa?. Memang betul setiap hari banyak yang datang ke KUA untuk menikah, tapi jangan lupa juga bahwa setiap hari juga ada saja yang datang ke Pengadilan Agama (Nauzubillah).

Bukan nakut-nakutin untuk menikah, ini supaya nanti tidak kaget saja, jika tidak siap mental ya tidak heran setelah menikah liat pasangan lain "uploud" dikit, langsung deh keluar kata-kata "enak ya keluarga mereka kayaknya bahagia tanpa beban". Lah ya siapa sih yang mau publish tentang perjuangan nangis-nangis jatuh bangun selama nikah nya, ya pasti setiap orang memelih untuk menguploud momen-momen bahagianya saja.

PERUBAHAN RUTINITAS

Kenapa mengetahui konsekuensi setelah menikah itu penting? Apalagi  "konsekuensi zaman now"? karena zaman now ini godaan nya banyak banget, godaan media paling utama, setiap orang punya hak untuk memposting kehidupan nya, pun setiap orang punya hak untuk melihat postingannya. Yang harus selalu diingat, setiap orang akan selalu posting momen indah dan bahagia nya, dan tak ada yang mau memposting konsekuensi di balik itu semua. Itulah mengapa banyak dari para jomblo yang akhirnya hanya terfokus kepada bahagia-bahagianya saja.

Tidak ada yang uploud bahwa setelah jadi istri itu bangunnya pagi-pagi sebelum ayam, sebelum jam 6 sudah nyapu, beresin rumah, gantungin celana dan baju suami itu pasti setiap hari, jemurin handuk, apalagi kalau sudah punya anak, telat beresin dikiit saja, bablas anak bangun dan wassalam planning beresin ini itu hanya tinggal angan-angan. Apa kesibukan-kesibukan itu di perlihatkan? tidak.

Tidak ada yang memperlihatkan bahwa jadi suami itu tanggungan nya subhanallah, bangunin istri tahajud, nyuruh istri murojaah, apalagi kalau istri lagi hamil menyusui itu suami seperti punya kerja double, apa repotnya di posting ? tidak. Nyatanya, yang diposting adalah ketika traveling, kulineran, liburan, dsb. Karena sayapun begitu, tentu tak semua konsekuensi berupa perubahan aktifitas itu diposting. Itulah mengapa perlunya memahami semua konsekuensi setelah menikah itu penting banget, ini baru tentang konseskuensi berupa perubahan aktifitas setelah menikah.

Tapi nyatanya kalau kita tidak tau bahwa setelah menikah to do list kita akan bertambah banyak dan kita tidak tau ilmu menyikapi nya bagaimana, ya akhirnya setelah menikah khilaf curhat tentang susahnya nikah di sosmed, curhat kalau pasangan kita tidak sosweet, tidak perhatian, tidak pengertian, nauzubillah tanpa kita sadari ternyata membuka aib-aib keluarga yang seharusnya dijaga. Itulah mengapa perlunya memahami konsekuensi yang akan dihadapi setelah menikah. Belum yang lain lain lho ya, ini baru tentang berubahnya aktifitas.

SIAP BERSIKAP LEBIH DEWASA

Selain berubahnya aktifitas yang otomatis akan "semakin sibuk" (kecuali yang mempunyai banyak dayang-dayang di rumahnya maka bersyukurlah yang punya dayang-dayang)ada lagi konsekuensi yang jarang dilihatkan oleh para nikah muda, yaitu konsekuensi dalam bersikap.

Karena yang selalu tampak adalah sifat suami istri yang selalu tampak romantis dalam menikah muda, itu memang ada, dalam hampir 3 tahun menikah ini saya juga merasakannya. Walaupun romantis itu relatif bagi setiap orang, ada yang standar romantis nya jika dikasih bunga setiap hari kayak keluarga bastian di Tmg, ada juga yang sudah merasa romantis hanya dengan dibelikan ayam madura sebelum pulang ke rumah dari kantor, ya realistis aja jangan menuntut yg aneh-aneh, selama hak dan kewajiban terpenuhi ya alhamdulillah, syukur-syukur kalau standar romantis pasangan kita tinggi. Tapi ingat tentu sebenarnya bukan itu saja yang ada dalam pernikahan.

Ada masanya suami lelah dari luar dan tak mungkin beromantis ria layaknya Barbie dan Ken, atau istri yang  sudah lelah seharian ngurus rumah sehingga terkadang suara tak bisa lagi selembut bee di Tmg. Adaa, ada saat- saat dimana sifat manut itu lebih baik ketimbang harus berdebat, ada saat-saat sifat egois merasa paling benar itu lebih baik disimpan, ada saat dimana sifat berkuasa itu tak diperaktekkan. Ada, nah sifat-sifat auto mengalah ini termasuk konsekuensi yang jarang diperlihatkan.

Jika netizen yang masih jomblo tidak bijak dalam melihat tentu nanti akan kaget melihat kelak pasangannya kok tidak seromantis orang-orang  yang ngeposting keluarganya ya, kaget kenapa dia yang harus selalu ngalah, kaget kok pasangannya tidak selembut pasangan lain. Kalau begini nanti ujung-ujungnya ya gitu, ikhlas nya terkikis dan syukurnya makin menipis.

Mau tidak mau jika kita ingin menikah maka kita harus siap untuk bersikap lebih dewasa. Bermanja-manja itu boleh, tapi ada waktunya. Ingat, pasangan juga ada titik lelah, titik jenuh, titik malas, jangan sampai sikap-sikap ketidakdewasaan kita justru mempercepat pasangan mencapai titik titik ini.

Intinya...
Nikah muda itu memang indah..
Indah jika kita sudah mempersiapkan ilmu, mental, jiwa, sikap, kebiasaan, dsb. Karena menikah tak selama nya segemerlap saat masa-masa honeymoon. Ada banyak yang akan dilalui, jadi sayang kalau menikah hanya karena mata terseret dengan indahnya postingan para nikah muda di sosial media. Ada banyak sekali perubahan yang akan terjadi setelah menikah, terlebih kalau memulai semuanya dari 0, harus banyak stok sabar dan stok mengalah. Karena ini bukan hanya tentang main ibu bapak-an, bukan hanya tentang sayang sayangan, tapi tentang kita yang harus siap memprioritaskan yang lain daripada diri sendiri, yang harus siap melayani keluarga sepanjang hayat, yang tau kapan harus manja kapan harus tegas, kapan harus mandiri.

Menikah muda itu baik...
Baik jika kita sudah paham di dalamnya bukan hanya soal tertawa bahagia, tapi juga tentang perjuangan, perjuangan jadi istri, jadi Ibu, mengandung, melahirkan, menyusui, merawat, membesarkan, dan itu memang tidaklah mudah. Tapi selama bisa bersyukur, dan punya team yang kompak, insya allah apapun akan terasa ringan. Apalagi kalau pasangannya juga sudah paham dan saling mengisi satu sama lain, bye-bye deh kode-kodean tugas dalam tangga rumah.
Jadi, bagi yang memang sudah mau memasuki ladang pahala yang tidak ada batasnya ini silahkan siapkan dulu, bukan tentang materi lho ya, tapi persiapan diri..

Have a great life partner!!

0 Komentar