Hidayah Itu Mahal

Aku sering berfikir tentang anak-anak yang dilahirkan dari non muslim. Bukankah mereka tidak memilih untuk dilahirkan dari orang tua yang non muslim? Apa itu berarti Allah yang sudah menetapkan bahwa ia memang akan dilahirkan dari sana?. 

Fokusku saat ini bukan tentang non muslim nya, akan tetapi tentang kita yang sudah Allah kasih kenikmatan iman dan islam sejak kecil. Tentang hidayah yang selama ini kita anggab biasa, karena kebanyakan dari kita bahwa agama ini adalah turunan. Sehingga terkadang yang kita anggab biasa ini sesungguhnya adalah kenikmatan. Di saat yang lain belum mendapatkan hidayah iman islam, kita disini bahkan sudah memilikinya sejak lahir. Sekarang aku baru tersadar betapa ketika Allah memilih kita terlahir dari keluarga muslim adalah kenikmatan yang sesungguhnya.

Hidayah ini mahal, karena tidak semua orang bisa mendapatkannya. Bahkan ada sampai maut datangpun hidayah itu tak kunjung datang. Ingat dengan kisah paman nabi Muhammad yang sangat setia menemani nabi kemanapun beliau pergi. Tapi siapa sangka hingga akhir hayatnya pun ia tidak mengucapkan dua kalimat syahadat.

Betapa nikmat iman islam yang sekarang kita rasakan ini sungguh didambakan oleh banyak manusia yang sudah di alam kubur. Tapi apa daya Allah tidak memberikan hidayah itu kepada mereka. Sedangkan kita? Kita yang tanpa harus bersusah payahpun sudah Allah berikan hidayah iman islam itu, tapi jarang dari kita yang bersyukur memilikinya. Karena bagi kita nikmat iman dan islam itu adalah hak yang memang sudah wajar kita miliki.

Padahal jika Allah mau, bisa saja Allah cabut hidayah itu. Mudah saja bagi Allah mematikan hati kita dari iman dan islam. Tapi Allah tidak melakukan itu. Allah terlalu sayang kepada kita hamba-hambanya. Sudah berjuta kalipun kita berbuat dosa selama itu bukan syirik pasti selalu Allah maafkan. Allah maha baik, sedangkan kita manusia sering tidak tahu diri dengan pongahnya masiu berkeliaran dengan dosa-dosa.

Pernah mendengar muqoddimah orang yang mau berceramah, mereka selalu mengatakan "bersyukur kepada Allah yang telah memberikan nikmat iman dan islam sehingga kita dapat hidup di muka bumi ini dengan nyaman". Sekarang baru kusadar ternyata kita selalu diingatkan akan nikmat iman dan islam ini oleh para alim ulama. Tapi kenapa diri ini seperti biasa saja mendengarnya.

Yuk kita perbaharui lagi taubat kita. Jangan sampai semua kebaikan Allah kepada kita membuat kita jadi lupa diri. Jangan sampai Allah bosan mengingat kita lalu berpaling dan menutup hati kita, khatamallahu ala qulubihim, dan saat itu sudah percuma untuk menyesal. 

Yuk banyak bersyukur dengan iman islam yang kita miliki sekarang. Karena di luar sana masih banyak orang yang merindukan memiliki hidayah seperti kita.

#KURMA
#kurmamenulisramadan
#day 13

0 Komentar