LOCKDOWN STORY


Terhitung artikel ini ditulis itu berarti sudah sekitar 2 minggu Malaysia memberlakukan Lockdown untuk semua wilayahnya. Itu berarti semua masyarakatnya harus tetap berada di rumah. Bahkan belakangan ini pemerintah menetapkan denda hingga RM1000 bagi yang tetap keluar rumah tanpa keperluan penting. Lalu persedian makanan bagaimana?, Hanya kepala keluarga yang dibolehkan untuk keluar membeli bahan makanan ataupun obat-oabatan. Untuk daerah tempat tinggal kami sendiri qadarullah juga sudah masuk zona merah. Itu berarti kita harus selalu waspada dan taat kepada perintah pemerintah.

Bosen gak sih di rumah aja?

Fyi kalau kalian sudah baca artikel-artikel saya sebelumnya, pasti tau banget keluarga kami itu memang habitnya suka jalan. Alias paling tidak 2x seminggu pasti ada saja yang di explore bareng. Dan keadaan sekarang yang harus stay di rumah sampai masa lockdown berakhir (4 minggu masa lockdown) termasuk ujian kesabaran bagi kami. Tapi kami yakin,  untuk saat ini memang mematuhi peraturan pemerintah adalah pilihan terbaik. Apalagi melihat sudah lebih dari 2000 orang yang positif, stay at home adalah pilihan paling bijak untuk membantu pemerintah dan para medis menangani wabah ini.

Nah, pastinya gak mau dong selama stay di rumah cuma makan-tidur-buka medsos-rebahan aja, saya ada beberapa ide kegiatan nih selama stay di rumah bersama suami dan anak :

EXPLORE MASAK BARENG SUAMI

Ini ampuh banget untuk ngisi waktu di rumah, karena ini melibatkan seluruh anggota keluarga. Anaknya ngapain dong ketika abi bundanya masak? Anak kebagian explore bahan-bahan masak yang sudah tidak terpakai, seperti ampas parutan kelapa, tepung, ya sekalian melatih sensori anak. Sebenarnya gak muluk-muluk sih harus masak yang enak mewah gitu, ya namanya juga explore masak, justru seringkali hasil makanannya tidak punya nama karena hanya 1 di dunia😂.
Sebenarnya sebelum lockdown saya dan suami juga sudah suka masak berdua, ya kolaborasi antara penyuka manis dan si suka pedas. Setelah hampir 3 tahun menikah dan seringkali masak berdua, saya jadi tau sebenarnya esensi dari masak berdua sama suami itu bukan hasil masakan yang enak. Bukan juga tentang siapa yang paling jago ngulek atau siapa yang paling peka lidah terhadap rasa, tapi masak berdua itu adalah tentang BONDING. Tentang ikatan yang diciptakan selama proses masak memasak itu terjadi.
Setelah banyak lika liku rumah tangga yang kita jalani bersama pasangan, tentu kita perlu banyak kegiatan-kegiatan yang membangun bonding antara kita dan suami. Nah kegiatan masak memasak ini saya rasa sangat recommendate dalam membangun bonding.
Beberapa hasil kolaborasi masak antara saya dan suami memang gak capturable sih, tapi karena dimasak dengan bumbu cinta, rasanya jadi terasa nikmat dan enak.

CIPTAKAN IDE PERMAINAN

Ide bermain bersama anak itu memang banyak sekali. Mulai dari bermain peran, Anak jadi guru dan orang tua jadi murid. Mengajak anak berenang di kamar mandi, yap salah satu cara agar anak tidak bosan selama di rumah adalah dengan membebaskannya bersama air, membiarkan ia berenang didalam kolam mininya dan kita menjadi penonton adalah satu hal yang menyenangkan. Atau membiarkannya berimajinasi di kamar bermainnya tanpa ada distraksi dari kita orang tua.
Untuk anak saya sendiri sangat suka duduk dan menulis. Yap bayi yang belum genap 2 tahun ini suka sekali dengan pena dan alat tulis. Karena kami tau itu, kami fasilitasi ia meja dan kursi kecil. Memberinya lemari buku dan alat tulis lainnya. Melihatnya anteng duduk dan coret-coret yang ia akui itu adalah gambar ia, bunda dan abinya saja sudah membuat kita bahagia sekali.
Ide bermain lainnya dengan memanfaatkan benda-benda yang ada. Seperti membuat kemah-kemahan di rumah, atau mobil-mobilan atau membuat kreasi dengan bahan-bahan di dapur, seperti yang saya katakan sebelumnya, sekalian untuk melatih sensori anak.
Menciptakan banyak ide permainan selama lockdown/berdiam diri di rumah sangat ampuh untuk menjauhkan anak dari ganget.
Apa anak sama sekali tidak diberikan screen time??
Kalau saya pribadi sangat mengusahakan agar anak saya tidak sempat untuk meminta hp. Tapi saya puaskan keinginan menontonnya dengan sajian upin-ipin miinimal 1x sehari. Karena kami memang tidak mau ada tv di rumah, maka upin ipin itu kami setel di laptop, jadi tetap anak tidak melihat dari hp/ganget.

Permainan lain yang kami sukai adalah menari sambil bernyanyi. Sebenarnya ini juga sekalian abi bundanya olahraga, walau di rumah tetap harus meregangkan otot-otot. Biasanya kami setel lagu nusa rara tau lagu anak-anak Indonesia menggunakan speaker. Lalu kami bertiga mulai menari gaya bebas. Seriously its very fun! Anak senang, orang tua pun senang.
Satu hal yang kami selalu highligh jika bermain bersama anak itu adalah tujuannya untuk BONDING. Lagi-lagi untuk membuat ia nyaman dan merekatkan antara orang tua dan anak. Termasuk mainan yang mengedukasi sekalipun juga tujuannya bukan supaya anak agar BISA. Tapi supaya dia menikmati prosesnya. Misal main berhitung atau tebak-tebakkan gambar, jika setelah bermain dia jadi lancar berhitung di usianya yang masih sangat kecil itu berarti BONUS, bukan tujuan awal. Karena hei lihatlah masa anak-anak mereka hanya sekali, membuat ia nyaman dan bahagia, apalagi yang kita butuhkan darinya yang masih kecil ini.

RAMADHAN WARMING UP

Tidak terasa ternyata Ramadhan sudah didepan mata ya :"
Seneng gak? Di satu sisi bahagia karena akhirnya bisa merasakan lagi bulan penuh berkah, tapi
disisi lain ada rasa sedih karena ramadhan kali ini tidak seperti biasanya. Tak ada yang bisa menjamin apakah nanti saat ramadhan masih bisa shalat terawih berjamaah di mesjid, atau berburu takjil di pasar kaget. Tapi yang pasti kita harus persiapkan dulu kondisi ruhiyah kita agar siap ketika ramadhan tiba. Bagi yang sudah biasa mengisi amal yaumiyah di kehidupan sehari-hari bisa dengan menambahkan kuantitas ibadahnya. Sedangkan yang selama ini masih konsisten dengan ibadah yang wajib saja, mulai sekarang bisa mulai warming up untuk sambut Ramadhan. Gimana caranya?,

Ada beberapa yang menjadi point saya :
- Meningkatkan kuantitas isi amal yaumiyah dari biasanya.
- Mulai menambah rakaat tahajud dan duha.
- Mengkhatamkan AlQuran minimal 3x sebelum Ramadhan
- Murojah hafalan minimal setengah AlQuran sebelum Ramadhan.

Untuk almatsurat itu sudah pasti setiap hari ya apalagi di masa-masa wabah seperti sekarang. Kalau saya dan suami selama lockdown ini lomba-lomba-an tilawah dan puasa sunnah bareng. Karena ntah kenapa kalau berdua rasanya semangat gak ada habisnya. Kalau mulai jenuh/bosan misalnya, terus liat suami ibadahnya semangat, kita jadi ikut termotivasi. Apalagi dimasa-masa lockdown ini kita memang selalu 24 jam bersama. Sangat disayangkan tidak ada yang berubah dari ruhiyah kita selama lockdown covid ini.

Sepenting apa sih pemanasan sebelum ramadhan ini?
Sepenting kamu yang nyiapin fisik dan perlengkapan sebelum mendaki gunung, seperti kamu yang nyiapin isi kepala sebelum ujian, seperti kamu yang nyiapin perlengkapan alat masak sebelum memasak. Nah kira-kira sepenting itulah pemanasan sebelum ramahdan.

Dengan puasa sunnah, kita akan terbiasa dengan bangun jauh sebelum subuh dan menahan lapar walau siang hari harus tetap menyuapi anak. Dengan mulai khatamin AlQuran lidah kita akan terbiasa dan bagi saya justru ini adalah cara murojaah yang menyenangkan. Karena lidah akan terbiasa melafazkan ayat AlQuran bahkan bisa  4 juz sehari. Dengan kondisi "kita tetap masakin anak, ngajak main anak, nidurin anak, layanin suami dan segudang aktifitas domestik lainnya.
Seru gak tuh?
Seru kalau time menagament nya tepat dan pas. Kapan-kapan saya akan sharing tentang time management untuk seorang istri dan ibu.

Sampai disini semoga umur kita semua disampaikan untuk merasakan ramadhan kali ini, amiiiin.

RUBAH POSISI PERABOTAN RUMAH

Bayangin deh kita berada didalam rumah lebih kurang 30 hari (terutama saya dan anak, karena suami masih sesekali keluar beli bahan makan) melihat dinding yang sama, berjibaku dengan benda-benda yang sama di setiap harinya. Satu kata yang tepat mewakilinya adalah "jenuh". Dengan merubah beberapa posisi barang-barang yang ada di rumah setidaknya bisa membawa suasana baru didalam rumah. Misal, merubah letak kursi, meja, rak sepatu, lemari ataupun letak arah kasur. Saya pribadi juga sudah beberapa kali merubah posisi barang-barang yang ada didalam kamar anak kami. Dan ternyata ini memang ampuh banget buat ngembaliin mood. Dia bahkan merasa punya playground baru dan bisa seharian anteng explore mainan-mainan nya yang sudah lama, tapi kali ini dimainkan dari posisi  yang berbeda.
Tips lain untuk kamar anak, usahakan memilih isi kamar anak dengan warna-warna yang cerah. Disini saya sangat menghindari warna hitam/navy. Warna cerah seperti kuning, orange, merah nenjadi pilihan warna yang pas untuk menjaga mood anak agar tetap happy.
Rubah posisi barang-barang yang ada di rumah gak harus selau permanen kok. Seperti beberapa hari lalu kami memutuskan untuk pindah tidur ke ruang tengah karena mulai bosan dengan suasana kamar, alhamdulillah ternyata dengan merubah tempat untuk tidur saja sudah bisa menekan kebosanan yang ada.
Ini juga berlaku untuk hal-hal kecil seperti bongkar isi lemari baju lalu disusun dengan tipe yang berbeda. Atau merubah susunan isi lemari make up dan meja belajar, hal kecil seperti itu ternyata memang sukses membuat suasana rumah menjadi berbeda. Kegiatan merubah posisi perabot rumah ini juga bisa membangun bonding antar anggota keluarga dan aktifitas baru bagi anak. Karena kegiatan ini melibatkan seluruh anggota keluarga di rumah.

SELF UPGRADING

Untuk para ibu seperti kita yang setiap harinya waktu full untuk keluarga, saat-saat karantina di rumah seperti inilah waktunya untuk kembali adil kepada diri sendiri. Dengan adanya suami yang 24 jam bersama kita selama wabah ini sebenarnya menjadi peluang besar untuk kita kembali menekuni hobi atau passion yang ada dalam diri kita. Ntah itu menulis, ngcraft, ngbaking, menjahit, dsb.
Untuk itu hal pertama yang harus dilakukan oleh Ibu adalah komunikasikan dengan suami. Sampaikan apa yang ibu butuhkan, sampaikan apa yang ibu ingin ayah lakukan agar ibu bisa kembali melakukan hobi yang mungkin selama ini tidak sempat terpenuhi karena aktifitas domestik yang padat.
Saya yakin semua suami ingin istrinya bahagia, ingin istrinya bisa kembali produktif dengan hobinya, hanya saja para suami ini bingung ingin memulai dari mana untuk  menolong ibu. Nah inilah waktunya untuk ibu duduk dan komunikasikan dengan ayah.
Kalau saya sendiri biasanya langsung ngajak suami duduk diskusi berdua tentang apa yang sebenarnya saya mau lakukan, tentang apa yang bisa dibantu suami untuk saya. Setelah itu biasanya suami akan memberikan gimana gambaran dan masukannya. Dan ujung-ujungnya memang saya akan sangat terbantu setelah menceritakan kepada suami apa yang ingin saya lakukan, dibandingkan jika saya lakukan sendiri tanpa minta pendapat/pandangannya.
Jika selama ini kita hanya bisa agak bebas ketika anak sedang tidur siang/malam, dimasa lockdown ini justru waktu me time kita akan bertambah, karena anak bisa diambil alih oleh suami di banyak waktu. Tapi tetap memang kuncinya adalah komunikasi yang tepat dengan suami. Jika komunikasi dengan suami belum lancar, masih menggunakan kode/sandi jika menginginkan sesuatu, nah inilah yang seringkali jadi sumbu miskom. Akhirnya apa? Masa lockdown berarkhir dan justru bukan skill ibu yang bertambah tapi justru stres ibu yang menumpuk karena ayah selama lockdown tidak seperti yang ibu ekspektasikan sebelumnya.

--------------------------

Wah gak nyangka ternyata sudah 5 halaman yang tertulis...
Supaya tidak terlalu panjang untuk part 1 lockdown sharing nya sampai disini dulu yaaa...
Next insyaaallah akan ada part 2...
Semoga bermanfaat...
Stay di rumah, karena percayalah ini waktu yang tepat untuk membangun bonding antar anggota keluarga...

Keep healthy..

1 Komentar

  1. halohalo! blognya udah cakep banget nih mba dan penulisan artikelnya juga udah proper banget! Keep writing!

    BalasHapus