Husnuzzon Pada Allah

Seringkali kita merasa takut dengan perkara yang sudah dijamin oleh Allah, seperti jodoh dan rezeki. Ketika teman seangkatan sudah ada yang nikah, kita yang hawatir. Ketika menerima undangan pernikahan, kita yang mulai was-was, kenapa jodohku belum datang? Mulai menyalahkan usia, menyalahkan si A, si B atau si C, bahkan ada yang bersuuzon kepada Allah. Jika hati sudah dikuasi prasangka buruk, maka akal sehat akan susah untuk sekedar peka akan maksud Allah. Susah untuk mengerti kenapa jodoh itu belum juga hadir. Terlupa untuk intropeksi diri, apakah kita memang sudah mempersiapkan diri untuk dinikahi?. 

Padahal di balik nya Allah menyimpan banyak sekali maksud baik. Allah tau sebenarnya kita memang belum siap lahir batin untuk menikah, hanya nafsu sesaat. Allah tau kita belum sanggup memegang amanah menjadi istri apalagi menjadi ibu. Allah tau kita tidak akan kuat melewati hisab amanah menjadi istri dan ibu jika peran itu tidak kita jalani dengan sepenuh hati.

Allah selalu tahu.
Allah tau kita belum siap. Tapi kita bersikeras mau dan mengabaikan semua kode dari Allah tersebut.

Tentang rezeki.
Berapa banyak manusia saat ini yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan pundi-pundi rupiah?. Menghalalkan riba, membolehkan semua transaksi asalkan mendapatkan uang yang banyak. Kita terlalu hawatir sehingga lupa untuk mengakhiri semua ikhtiyar dengan tawakkal. Kita terlalu sibuk sehingga lupa bahwa setiap nyawa sudah dijamin oleh Allah rezekinya. Lagi-lagi kita lupa instropeksi diri, ketika Allah belum limpahkan rezeki seperti nominal yang kita mau, itu berarti Allah sedang menempa diri kita, sedang melindungi diri kita.

Allah selalu tahu.
Dan kita sebagai manusia selalu tergesa-gesa agar dapat segera sejahtera jaya raya. Diri kita sudah tidak bisa berfikir secara bijak, mungkin Allah tau kita tidak bisa mempertanggung jawabankan jika diberi rezeki banyak. Allah tau kita akan sombong jika diberi harta melimpah. Atau Allah tau kita belum siap untuk mengeluarkan 2,5% dari harta jika kita diberi harta yang banyak.

Karena Allah selalu tau.
Tugas kita hanya berhusnuzzon. Selalu ada maksud baik disetiap ketetapan Allah.
Ingat kisah kaum 'ad yang dihancurkan oleh awan padahal awalnya mereka mengira awan itu akan membawa rahmat (hujan), sedangkan nabi Musa justru diselamatkan oleh lautan yang dikira akan menenggelamkan nya.

Berhusnuzzon lah kepada Allah, sehingga lidah tak sempat lagi untuk mengeluh dan hati terlupa untuk hasad, iri dan dengki. Mana tau husnuzzon nya kita pada Allah di saat-saat genting kita justru dapat membuat keadaan menjadi lebih baik.
Bukankah Allah sesuai dengan prangsangka hambanya,.
Yuk sering berprasangka baik..

#KURMA
#kurmamenulisramadan
#day6

0 Komentar