WAHANA SURFING PRA BUNDA SAYANG


Awal kenal dengan Code of Conduct (CoC) itu awal tahun lalu saat di matrikulasi. Pertama kali kenal, kesannya kok membosankan dan topiknya dirasa terlalu berat. Mungkin karena saat itu masih belum tau manfaat dan efek positifnya. Setelah beberapa bulan dan dipaham dengan baik barulah tersadar :

Oh ternyata bersikap dengan CoC itu membuat kita lebih bijak dan berkarakter...

Tentang CoC yang sangat berkesan untuk saya pribadi adalah bagaimana sikap kita terhadap segala informasi yang diterima. Kenapa ini berkesan? Karena ini yang selalu saya terapkan. Bukan hanya ketika berinstitut di Ibu Profesional, tapi juga dalam kehidupan sehari-hari.

Seperti yang kita rasakan saat ini  bahwa informasi sangat mudah dan banyak sekali bertebaran di dunia maya. Saking banyaknya terkadang kita tak sempat lagi memilah-milah dan menelan mentah-mentah semua informasi tersebut. Ya  masih mending kalau memang untuk konsumsi pribadi, tapi tak jarang informasi itu kita share ke orang lain. Tanpa divalidasi dulu kebenarannya.

Terlebih di instagram. Banyak sekali yang merespost informasi dari akun-akun antah berantah yang tidak pasti apakah yang mereka post di feed mereka sudah memang benar. Karena terkadang saking "semangat"nya kita berilmu sampai lupa adab/etika terhadap ilmu itu sendiri. Yang lebih mirisnnya lagi, ketika info yang direpost tersebut adalah tentang ilmu agam, ayat ataupun hadist. Oke kalau memang yang dibahas masih tentang Bab furuiyah yang memang kadang masih banyak ikhtilaf para ulama. Tapi kalau yang dibahas adalah tentang masalah tauhid atau akidah tentu ini sangat berisiko.


Tak jarang saya juga sering melihat beberapa teman yang suka merepost info dari akun lain tentang agama. Jika saya sedang berbaik hati, biasanya saya cari tau apakah hadist yang dishare itu tingkatannya memang sudah benar sehingga layak untuk dishare atau tidak. Apakah perkatan sahabat atau para ulama yang direpost itu beneran ada di kitabnya atau tidak. Mungkin karena latar belakang saya yang anak pondok dan dulunya sangat suka dengan kitab-kitab kuning sehingga saya selalu mencari tau sanad dan matan dalam seebuah ilmu, terutama terkait agama. Karena jika ilmu yang kita share tidak valid sumbernya/palsu, maka ditakutkan kita hanya taklid dan risiko menyebarkan ilmu yang salah sangat besar. Terlebih jika ini urusan agama dan diikuti oleh banyak orang. Nauzubillah, saya yang qadarullah sudah hafal 30 juz  juga jarang sekali menshare tentang tafsir atau ayat alquran, bukan tak mau. Tapi takut yang baca tidak paham akan maksud sebenarnya dari ayat tersebut, karena saya tau pasti tak semua orang paham akan tafsir. Itulah sebabnya saya sangat berhati-hati sekali dengan ilmu, terutama tentang agama.

Sejak tau CoC, saya jadi makin strict dengan informasi. Baik yang ada di whatsapp maupun instagram. Walau banyak sekali informasi loker ataupun beasiswa yang saya terima di grup whatsapp, tapi tak selalu saya forward ke yang lain. Kecuali saya sudah apply sendiri atau sudah validasi ke sumber utamanya bahwa info tersebut memang benar bukan hoax. Terlebih di whatsapp banyak sekali informasi hoax yang bertebaran dari satu grup ke grup lainnya. Begitupun dengan instagram. Sangat jarang sekali saya repost info walaupun itu tentang ilmu agama atau amalan-amalan. Kecuali saya tau pasti sumbernya dari AlQuran atau hadist yang jelas matan sanadnya. Alhamdulillah karena sejak dulu memang suka ngafal hadist dan tarikh serta sangat suka ilmu fiqh sejak SMP jadi mencari tau kebenaran ilmunya tidak terlalu sulit dan masih sering bertanya ke guru saat sekolah dulu.


Ada beberapa hal yang saya terapkan ketika mendapatkan informasi sejak saya mengenal CoC :

1. Cari sumber utama. Jika yang memposting infonya tidak menyertakan sumber yang valid, maka saya akan cari sumber utamanya jika memang saya ingin mengshare kembali kepada yang lain.

2. Validasi isi. Karena sudah terlalu banyak hoax yang beredar. Hingga orang awam mau tak mau harus merasakan tsunami informasi. Lalu apa yang terjadi? Mereka jadi semakin bingung mana yang benar mana yang salah.

3. Tidak tergesa-gesa. Tidak langsung merepost atau forward info yang didapat sebelum dioperasi dulu sumber dan isinya.

Akhir kata saya sangat merasa bersykur tau tentang CoC dari ibu profesional. Karena ternyata isi dari CoC tidak hanya berguna untuk ketika berinstitut di dalam ibu profesional saja. Akan tetapi juga  sangat relate dalam kehidupan sehari-hari.

Jom lebih bijak dalam bersosial media. Jangan sampai kita menjadi kaki tangan dalam menyebarkan info yang salah. Alih-alih membagi ilmu justru kita mengakibatkan orang lain akan mengikuti sesuatu yang belum pasti kebenarannya.

Happy shariing..

2 Komentar

  1. Salut sm mba, menjadi org yg awal2 dlm menuntaskan tgs. Barakallah

    BalasHapus
  2. Terbaiik qaqanyaaah 😁👍
    Sharingnya komplet, grafisnya mendukung, kumpulinnya pertama pula 👏

    Mampir ke sini berasa mencium aroma2 pemenang lomba blog hehehe

    BalasHapus