MENUNTASKAN DIRI SENDIRI SEBELUM MENIKAH


kita semua pasti sudah tidak asing lagi dengan kalimat

"tuntaskan diri sendiri sebelum  menikah.."

Topik ini memang sudah banyak dibahas oleh para marriage enthusiast. Lalu sebenarnya apa sih arti dari kalimat tersebut?. 

Yang pasti ini bukan tentang menyelesaikan semua mimpi, ambisi atau cita-cita yang kita ingin capai. karena ambisi dan mimpi itu sejatinya adalah nafsu alamiah yang tidak akan ada habisnya. Jika kita masih menjadi manusia, maka akan selalu ada impian dan ambisi yang ingin dicapai. Jadi tentu saja bukan tentang cita-cita yang harus diselesaikan sebelum menikah. Karena yang saya rasakan justru segala impian dan cita yang ingin saya capai terasa lebih mudah setelah menikah. Mimpi yang ingin saya dapatkan justru terasa lebih berkah setelah menikah dan hidup bersama pasangan.

Lalu apa sebenarnya makna dari "menyelesaikan diri sendiri" itu?

Menurut saya pribadi, penyelesaian disini adalah tentang  mengenal diri sendiri dengan sempurna.

Maksudnya apa?

Sebagai contoh tahu bahwa kita mungkin punya inner child. Sehingga kita mulai ikhtiyar untuk meng-healing innerchild ini. Agar tidak membawa PR negatif ketika sudah menjadi istri atau ibu. Atau kita sadar bahwa kita punya termpramen yang negatif. Sehingga kita mulai praktek anger management, agar anak dan suami kelak tidak menjadi tempat pelampiasan dari watak atau tabiat buruk yang belum kita selesaikan ketika masih single.


Mengenal diri sendiri itu terdengar klasik dan tidak penting. Tapi justru ini adalah ikhtiyar awal kita jika ingin membina rumah tangga yang sakinah mwaddah. Tau bagaimana membahagiakan diri, sehingga kelak setelah menikah tidak menjadikan ekspektasi kepada pasangan sebagai satu-satunya sumber kebahagiaan.

Hingga kita tidak perlu menunggu pasangan untuk membahagiakan kita. Hingga kita tidak perlu memaksa anak kita untuk menjadi seperti apa yang kita inginkan agar kita bahagia. Karena inilah yang sekarang banyak menjadi PR bagi para pasangan milenial. Terlalu banyak melihat "baiknya" pasangan orang lain sehingga pasangan sendiri seringkali dipahat agar persis seperti pasangan orang lain. Agar apa? Agar kita bahagia punya pasangan yang "baik" versi kita sendiri. Jika kita sudah tau caranya bahagia, maka kita akan bahagia secara elegan.

Apa itu bahagia secara elegan?

Yaitu bahagia tanpa menggantungkan sumber kebahagiaan kita pada individu lain di luar diri kita. Karena yang bertanggung jawab membuat kita bahagia bukanlah anak atau suami kita. Kita sendirilah yang bertanggung jawab atas bahagianya diri kita.


Mengenal diri sendiri itu luas sekali cakupannya. Seperti tahu limit pribadi, sehingga kita tidak akan memaksakan diri berubah seperti harapan pihak ketiga baik dari pihak keluarga kita atau keluarga suami. Sehingga kita tidak perlu terjatuh pada baby blues atau depresi setelah menjadi seorang istri.

Tau bagaimana cara menyalurkan marah dan kesal secara sehat, sehingga tidak ada adegan lempar melempar prabotan, hp atau bantingan pintu saat sudah berumah tangga nanti. Ah jadi teringat dengan salah satu video yang ada di explore instagram, videonya singkat tapi sarat akan makna. Video dimana seorang istri menghancurkan semua perabotan rumah dengan kayu, dan sang suami hanya duduk melihat seolah-olah itu adalah hal yang sudah biasa terjadi. Disini tidak bijak kita menyalahkan sang istri, karena sebagai sesama istri kita akan paham, pasti sudah banyak hal pahit yang ia lalui dan ia tahan. Sehingga apa? Hingga ia tidak bisa lagi menahan itu semua dan segala emosi itu memang harus segera tersalurkan. Disini kita tidak akan membahas siapa yang salah atau benar. Tapi kita bisa mengambil pelajaran dalam video tersebut, bahwa kelurga yang sehat jiwa raga itu lahir dari individu-individu yang juga sehat jiwanya. Lahir dari sikap positif yang sudah menjadi "kebiasaan" dalam sebuah rumah. Bahwa membangun keluarga yang harmonis itu dimulai dari langkah menyelesaikan dengan tuntas pengelolaan emosi diri sendiri terlebih dahulu.


Tau apa bahasa kantong cinta kita, sehingga nanti pasangan tidak perlu memecahkan banyak kata sandi untuk saling mengisi kantong cinta. 

Karena orang yang sudah tuntas dengan dirinya sendirilah yang siap membagi cinta dengan orang lain. Karena yang sudah bisa mencintai dirinya dengan baiklah yang bisa memberikan perhatian dan kasih sayang yang positif kepada orang lain.

Kita menuntaskan diri sendiri sebelum menikah bukan hanya karena agar orang lain bisa hidup bahagia bersama kita saja. Akan tetapi ini juga untuk diri kita sendiri, agar bisa lebih bahagia dan ikhlas dalam menjalani peran baru sebaga istri dan ibu. 

Karena nanti, setelah punya anak kita akan sadar, bahwa parenting bukan hanya tenntang bagaimana merawat anak yang baik dan benar. Tapi juga tentang bagaimana kita sebagai orang tua agar bisa tetap "waras" jiwa raga dalam menjalani prosesnya.


Lalu bagaimana mungkin kita bisa menjaga diri kita agar tetap "waras" jika kita belum bisa mengenal diri kita dengan baik. Jika kita tidak tau pasti apa yang sebenarnya diri kita butuhkan?.

Yang single yuk mulai mengenal lebih jauh diri sendiri. Ini pilihanmu, ingin belajar sekarang atau nanti setelah haru biru dalam rumah tangga baru sadar bahwa ada banyak sekali hal yang harus kita selesaikan dalam diri kita.

Yang sudah menikah bagaimana?

Jika sudah terlanjur membawa banyak PR setelah menikah, maka stop menyalahkan diri sendiri. Jadikan yang telah lalu sebagai pelajaran dan mulai fokus untuk self healing dan menyelesaikan PR itu satu persatu. Gabung dengan komunitas yang positif, perkuat hablumminallah dan perlebar hablumminannas.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan jika memang terlanjur sudah membawa PR dalam rumh tangga :

- Perkuat ikatan dengan Allah, perbanyak ibadah harian, tidak perlu langsung dengan kuantitas yang banyak. Sedikit demi sedikit tapi rutin. Karena kualitas ruhiyah sangat mempengaruhi sikap keseharian kita.

- Terbuka dengan suami. Katakan dengan sejujurnya bahwa kita mungkin punya beban di masa lampau. Atau ada masalah dalam pengontrolan emosi. Hingga jika sewaktu-waktu kita lepas kontrol, suami tidak menyalahkan dan paham dengan kita.
- Gabung dengan lingkaran atau komunitas yang positif. Sibukkan diri dengan kegiatan positif yang membangun diri.
- Menerima dengan ikhlas bahwa diri kita yang serba kekurangan ini adalah salah satu kehendak dan kasih sayang Allah.
- Stop menyalahkan masa lalu, stop menyalahkan diri sendiri. Fokus ke solusi dan fokus ke masa depan.

Yuk semangat menyelesaikan PR-PR dalam diri kita. Niatkan ini agar kita bisa dengan sempurna menjalani amanah sebagai istri dan ibu, agar proses penuntasan diri ini bernilai pahala di sisi Allah..

Amiin
Happy Sharing

12 Komentar

  1. Bismillah semoga bisa terus berproses memperbaiki semua pr perlahan.

    BalasHapus
  2. Masya Allah jadi pengingat diri ini mba, aku juga lagi banyak belajar tentang innerchild dan pengelolaan emosi mba. Masih belajar ngerem biar gak kelepasan šŸ˜Š

    BalasHapus
  3. Masya Allah terima kasih mba, dari tulisan ini saya jadi tau step by step sebelum menikah. Supaya sebelum menikah bekal nya sudah cukup, termasuk masalah self healing :))

    BalasHapus
  4. Masya Allah, sangat bermanfaat. Jazakillah khairan Mba☺

    BalasHapus
  5. I like this quotes

    "Tau bagaimana membahagiakan diri, sehingga kelak setelah menikah tidak menjadikan ekspektasi kepada pasangan sebagai satu-satunya sumber kebahagiaan"

    It's truešŸ¤—

    BalasHapus
  6. Setuju bgt mba,krna bahagia kita sndiir yg ciptakan, fokus membenahi diri utk hari ini dan hari2 berikutnya

    BalasHapus
  7. MasyaAllah, mengenal diri dan memperbaiki diri sebelum menikah itu penting banget yaa mbaa. Terimakasih atas ilmunya..

    BalasHapus
  8. Iya ini dulu yg aku pikirin.. makanya baru nikah pas lulus s2

    BalasHapus
  9. Aku juga lagi proses mengenal diri sendiri mba. Semoga bisa menyelesaikan masalahg diri ini sebelum menikah

    BalasHapus
  10. MasyaaAllah infused semangat :) Jazaakillahu khairan sharingnya.

    BalasHapus
  11. MasyaAllah... thanks for reminder šŸ’ž

    BalasHapus
  12. "Karena kualitas ruhiyah sangat mempengaruhi sikap keseharian kita" ya Allah kok ini nampol pol ke aku bangettt :"(

    BalasHapus