INGIN MENULIS BUKU? MULAI DARI MANA YA?


Artikel ini ditulis karena ternyata banyak sekali yang antusias dengan menulis buku. Awalnya saya hanya ingin minta bantuan voting cover buku solo saya di instagram @wafiazkia, serta di status whattsap. Dan responnya ternyata luar biasa, banyak yang japri dan DM kalau ia juga ingin menulis buku, tapi bingung mau memulai dari mana. Nah disini saya akan coba sharing seluk beluk dalam menulis buku, dan sebenarnya apa aja sih yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan mengabadikan tulisan kita dalam sebuah buku. Bagi yang belum tau (karena kemarin masih ada yang bertanya) buku solo itu istilah untuk buku yang kita tulis sendiri dari awal hingga akhir (kita sebagai penulis tunggal). Sedangkan buku Antologi adalah buku yang ditulis dengan banyak penulis lainnya (jadi satu buku bisa ditulis oleh belasan bahkan puluhan penulis).

Sebelum jauh memikirkan tentang penerbit, ada beberapa point  yang harus kita perhatikan terlebih dahulu :


1. Luruskan Niat
Sebenarnya apa sih tujuan kita mau menulis buku?, niat awal kita sebenarnya apa?. Supaya dapat untung uang? Atau supaya terkenal? Atau ada alasan lain?. Kenapa niat ini penting? Agar langkah kita ingin membuat buku ini tidak sia-sia. Kapan ia bisa jadi sia-sia? Ketika tujuan dunia yang kita inginkan tidak kita dapatkan, dan sama sekali tidak berpengaruh apapun ke akhirat kita.

Memangnya apa kaitannya menulis dengan akhirat?( Nanti untuk lengkapnya bisa baca tulisan saya tentang spritual writing yang bekerja sama dengan Majelis Penulis untuk majalah Gpmn dan perpusnas).

Yang harus digaris bawahi tentang niat dan tujuan awal ini adalah jangan sekali-kali menjadikan uang sebagai tujuan utama. Agar dapat untung apalagi menjadi kaya. Terlebih untuk penulis pemula seperti kita. Jujur bahkan dari 10 antologi yang sudah saya tulis, keuntungan paling tinggi yang pernah saya dapatkan hanya sekitar 1jutaan (setelah dikurangi dengan membayar kelas menulis di awal, dan pembelian buku untuk saya stok sendiri). Itupun di luar ekspektasi, karena ternyata banyak sekali ynag antusias dengan buku tersebut.

Akan lebih bijak jika kita bisa memasukkan di tujuan menulis buku ini point "kebermanfaatan". Ingin "berbagi kisah", ingin "membantu" lewat tulisan. Karena jika tujuan kita agar bermanfaat dan untuk membantu, maka kita akan lebih totalitas dalam mengalirkan ide ke dalam tulisan. Rasa ikhlas yang ada selama proses menulis akan membuat tulisan kita lebih hidup dan semoga akan lebih mengena ke hati pembaca.

2. Perbanyak Membaca
Semua penulis sebelumnya adalah seorang pembaca. Apa pentingnya membaca untuk menulis?, selain untuk memperkaya ide tulisan, banyak membaca juga akan membuat tulisan kita lebih berisi dan berdaging. Bahkan di salah satu kelas menulis online yang pernah saya ikuti, coachnya mewajibkan kami harus mempunyai minimal 20 buku pegangan tentang topik buku yang akan kami tulis. Terlebih untuk yang ingin menulis buku solo, point ini penting banget. Sehingga nanti isi buku yang kita tulis juga ada penguat argumen/pemikiran-pemikiran dari para orang hebat/ekspert di bidang topik yang kita tulis. Misal, saya ingin menulis buku solo tentang Menikah Muda. Maka setidaknya saya harus sudah membaca 20 buku tentang menikah, dan lebih spesifik lagi membaca buku-buku tentang menikah muda. Sehingga nanti ide-ide yang saya tuangkan dalam buku tersebut dapat diperkuat oleh argumen para penulis-penulis sebelumnya. Walau ini tidak berlaku untuk semua genre buku, misal buku puisi atau cerpen. Tapi setidaknya dengan banyak membaca, wawasan ide dan gaya menulis kita akan terus meningkat dan gagasan yang kita tuangkan akan lebih bervariatif.

3. Perluas Relasi
Yap, siapa sangka ternyata relasi ini penting dalam menulis. Mempunyai grup dan komunitas yang konsentrasi di bidang yang sama dengan kita akan membuat kita semakin bersemangat dan terus berusaha menghasilkan karya. Nanti point ini akan kita bahas kebih lanjut di penjelasan selanjutnya tentang kelas literasi online.

LANGKAH AWAL


Mungkin kita sudah terbiasa menulis di media sosial seperti instagram, blog dan berbagai platform lainnya. Nah ketika kita mulai ingin bergerak ke arah membuatnya menjadi sebuah buku, maka bagi pemula seperti kita akan lebih mudah jika diawali dengan :

1. Mengikuti kelas literasi online
Saat ini sudah banyak sekali lembaga maupun perorangan yang membuat kelas menulis online. Dari sini jugalah saya akhirnya awal tahun lalu mulai "ketagihan" menulis buku, terutama antologi dalam berbagai tema. Di kelas ini kita akan bertemu dengan para pemateri yang tentunya sudah ahli dalam bidang literasi, ada dari penulis yang sudah terkenal dengan berbagai bukunya, bahkan tak jarang juga pemateri berasal dari pihak penerbit. Waw itu kesempatan banget untuk membangun kenalan dengan pihak penerbit. Di kelas online ini juga kita akan diajarkan tahapan menulis, katagori naskah yang layak untuk dibukukan, bahkan kita juga belajar PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia). Dari kelas online juga saya akhirnya mendapatkan banyak sekali link untuk kelas-kelas menulis lainya. Sehingga apa? Setiap minggu ada saja tawaran atau kesempatan menulis buku yang tampil di laman instgram saya. Terlebih untuk pemula seperti kita, maka info seperti ini tentu sangat berarti. Jika ingin info berbagai kelas menulis online, baik fiksi, non fiksi atau puisi, serta juga info terntang berbagai penerbit, bisa DM instgaram saya @wafiazkia. Saya akan bagikan link dari berbagai kelas dan penerbit-penerbit tersebut.

2. Buku Antologi
Untuk yang sebelumnya memang belum pernah menulis buku, maka sangat saya anjurkan untuk pemanasan dulu dengan menulis buku antologi. Karena, setelah menulis buku antologi, kita akan mulai terbiasa dengan pilihan penerbit, patungan untuk bayar ISBN, belajar memasarkan buku, dan terlebih lagi sebagai pemanasan dalam menulis sebelum kita menulis buku solo yang nantinya bisa ratusan halaman. Saya juga pemanasan dulu dengan menulis 10 buku antologi (walau ada 3 yang masih di penerbit), setelah terbiasa menulis antologi, barulah saya beranikan diri untuk menulis buku solo. Dengan catatan saya sudah kenal dengan beberapa penulis yg memang sudah ekspert, bisa bertanya ke orang-orang yang sudah terbiasa dengan penerbitan buku, sudah tau bagaimana alur dalam pembuatan buku, dsb. Semua itu saya dapatkan/kenal  sebelumnya dari berbagai kelas menulis online yang saya ikuti.

SISTEMATIKA PENULISAN NASKAH


Sudah tidak sabar ingin mulai menulis naskah?. Yuk langsung action setelah membaca artikel ini. Berikut beberapa langkah menulis naskah buku solo yang saya rangkum sendiri :

1. Tema
Tentukan dulu nih tema yang mau kita angkat tentang apa?. Novel kah? Puisi? Atau dongeng anak? Atau buku parenting?. Penting untuk fokus pada 1 tema yang kita banget. Misal : kita seorang guru, lalu kita menulis tentang Bonding antara murid dan guru, ini tentu mempunyai daya tarik tersendiri bagi pembaca. Misal kita sering sharing puisi di laman media sosial kita, sehingga orang-orang mulai kenal kita sebagai orang yang puitis, tentu orang akan lebih tertarik. Misal lain kita sering sharing tentang kehidupan bersama anak dan suami, dan orang mulai mengenal kita sebagai seorang yang fokus pada pengasuhan, tentu akan menjadi point tersendiri untuk orang antusias ingin membaca buku kita. Atau menjadikan genre buku favorit kita sebagai tema, misal kita suka baca novel, lalu mau menulis novel sendiri. Atau kita suka anak-anak, lalu tertarik untuk membuat buku anak. Karena menulis tema yang kita sukai akan membuat tulisan kita lebih mengalir dan apa adanya.

2. Outline
Outline naskah ini kita tulis per-BAB. Jika hanya bisa secara umum tidak masalah, karena setidaknya kita punya gambaran apa saja yang ingin kita tulis dari awal hingga akhir. Outline ini penting banget supaya di tengah naskah kita tidak berhenti menulis hanya karena "tidak ada ide". Karena outline akan menggambarkan secara keseluruhan isi buku kita, seperti daftar isi pada buku. Lebih bagus lagi jika kita bisa ngebreakdown outline kita sampai ke sub-Bab terkecil dalam setiap BAB. Walau nanti dalam proses menulis outline ini bisa saja berubah, tapi tidak akan bergeser jauh dari yang kita rumuskan di awal.

3. Target Finishing Naskah
Jika sudah terbiasa menulis buku Antologi, maka kita akan terbiasa dengan target batas waktu pengumpulan naskah. Kenapa penting bertarget? Supaya naskah kita tidak terlalu lama berdebu atau didiamkan dengan alasan belum ada Ide. Di beberapa kelas yang juga memfasilitasi pembuatan buku solo biasanya selalu memasang target bagi para penulis untuk menyelesaikan naskahnya. Jadi, otak kita akan berpacu, susah? Terbebani? Mau mundur? Tentu tidak, ini tidak akan terasa berat jika kita sudah punya outline naskah. Itu mengapa outline itu penting. Jika sudah ada outline, musuh kita bukan lagi "susah atau tidak ada ide" tapi musuh kita adalah malas dan tidak meluangkan waktu untuk menulis. Karena sebenarnya gambaran cabang dari naskah kita sudah ada di outline. Tinggal dikembangkan, dan jika sebelumnya kita sudah banyak membaca buku tentang topik yng sedang kita tulis, tentu mengembangkan outline ini tidak akan terlalu sulit. Itulah mengapa di awal saya tulis bahwa membaca itu sangat penting bagi penulis. Karena dari membacalah banyak ide lahir dan tulisan kita akan semakin berdaging dengan banyak data atau pemikiran lain dari penulis penulis sebelumnya.

4. Kebutuhan Pendukung


Apakah naskah kita butuh ilustrasi? Atau butuh gambar pendukung agar terlihat hidup?. Jika iya, mulailah mencari ilustrator yang tepat. Karena ini sangat membutuhkan waktu. Saya pribadi beberapa kali tidak deal dengan beberapa ilustrator karena gambarnya yang kurang sreg atau karena feenya yang tidak sesuai dengan budget saya. Atau jika ingin mencari yang lebih simple, ada bnayak sekali gambar atau ilustrasi gratis di berbagai situs di internet. Atau jika punya kenalan yang bisa desain lebih bagus lagi. Tapi ingat! Hargai karya desainnya secara profesional dengan membayar. Jangan sekali-kali minta gratis karena "hanya" kita kenal. Karena seperti apa kita menghargai karya orang lain, maka seperti itu jugalah karya kita juga akan dihargai. Meminta "gratis" hanya akan mematahkan semangatnya dalam berkarya. Saling mendukung dengan memperlakukan karya  orang lain secara profesional walaupun kita kenal adalah jalan terbaik.

5. Self Editing
Setelah semua naskah SELESAI, jangan lupa untuk self editing terlebih dahulu. Ingat, self editing hanya ketika SUDAH SELESAI. Hindari terlalu sering membaca ulang tulisan yang sudah ditulis setiap ingin melanjutkan ke pembahasan selanjutnya. Selain memperlama proses, kita hanya akan disibukkan oleh mengedit-edit tulisan yang sudah kita tulis, padahal pembahasan yang ingin kita tulis masih banyak. Biarkan ide kita mengalir selama menulis, tidak perlu terlalu sering membaca ulang, setelah semua naskah selesai hingga BAB akhir, barulah kita melakukan self editing. Self editing ini berguna untuk mempermudah kerja editor nantinya. Bahkan dalam beberapa penerbit tidak menyediakan editor dan kitalah yang harus self editing sendiri. Make sure kita pastikan apakah dari penerbit sudah ada editor atau belum, karena pengalaman saya kemarin, ternyata penerbit tidak menyediakan editor dan saya baru tau setelah naskah di layout oleh penerbit. Kesel? Iya, kesal sama diri sendiri karena tidak tau lebih awal, sekarang hanya bisa berdoa semoga setelah self editing kemarin naskah saya tidak terlalu banyak typo.

6. Tentukan Spesifikasi
Sebelum ke penerbit, jangan lupa kita pribadi harus sudah menentukan dulu spesifikasi buku yang kita inginkan seperti apa. Spesifikasi ini meliputi : ukuran buku, kertas hvs atau bookpaper, full colour atau hitam putih, soft atau hard cover. Jadi nanti tidak mikir panjang lagi ketika ditanyakan oleh penerbit. Dengan menentukan spesifikasi ini kita juga akan dimudahkan dalam menghunting penerbit mana yang cocok dengan kita. Terutama tentang harganya, karena kita tentu ingin buku kita nanti dibeli dengan harga yang pas dong, tidak terlalu mahal sehingga orang enggan untuk beli.

7. Serahkan ke Penerbit


Tahap akhir barulah kita serahkan ke penerbit. Memilih penerbit ini memang sangat memakan waktu dan kesabaran. Bahkan ada yang mnunggu hingga setahun. Untuk itu perlu tau banyak penerbit, sehingga kita punya banyak pilihan yang cocok.

Secara garis besar penerbit itu terbagi menjadi penerbit mayor, penerbit indie dan self publishing. Untuk penjelasan lengkap mengenai penerbit-penebit ini bisa googling sendiri supaya lebih puas infonya. Tapi secara umum perbedaanya adalah, penerbit mayor adalah penerbit besar yang sudah punya nama, dimana kita sama sekali tidak mengeluarkan biaya apapun, dan buku kita bisa dijual di toko-toko buku seperti gramedia dan toko buku lainnya. Tapi proses di penerbit mayor ini penuh dengan kesabaran, bisa 6 bulan sampai 1 thun masa menunggu, ya lagi-lagi tergantung naskah kita apakah menarik atau tidak di mata mereka. Sedangkan penerbit indie dan SP tidak membutuhkan waktu lama dalam menerbikan buku, dan kita perlu membayar jasa penerbitan mulai dari ISBN, editor, layout, dsb. Dan buku kita dipasarkan oleh penerbit dan kita sendiri sebagai penulis. Ya ada plus minusnya sih, tergantung kebutuhan, kemauan, dan pilihan masing-masing sregnya dimana.


Eits lanjut ya, setelah buku kita sampai di penerbit, penasaran gak sih proses selama di penerbit itu apa aja?, nah berikut beberapa proses yang harus naskah kita lalui untuk akhirnya dipasarkan/open PO (point di bawah ini ditulis bukan berdasarkan urutannya ya, tergantung penerbit masing-masing) :

1. Membayar biaya ISBN. Dan ini antri dan harus sabar.

2. Pembuatan cover. Biasanya penerbit akan memberikan kita beberapa pilihan cover untuk buku kita nanti.

3. Editor. Tergantung penerbit menyediakan ini atau tidak.

4. Layout. Disini naskah kita akan mulai diatur tata letaknya, baik itu letak ilustrasi atau pengaturan paragraf, judul dan sebagainya yang berhubungan dengan tata letak yang ada dalam naskah kita.

5. Open PO.
Sampai disini apa sudah tergambar dengan jelas proses yang akan dilalui jika ingin membuat buku?. Atau sudah terbayang buku solo kita yang akan terbit?. Jika kamu memang suka menulis dan mau banget nerbitin buku, jika ingin menulis Antologi, insyallah saya akan berikan info-info Antologi yang bisa kamu ikuti sekarang. Jika ingin menulis buku solo, maka lngsung action dengan menentukan tema dan menulis outline naskahmu.

Dan tak kalah penting jangan lupa poin pembuka saya di awal ya, luruskan niat. Masukan salah satu tujuan dalam menulis buku ini sebagai ilmu yang bermanfaat untuk orang lain. Sehingga apa? Agar buku yang kita tulis itu nantinya dapat menjadi ilmu yang bermanfaat bagi para pembaca, bernilai ibadah karena ada niat kita untuk تعاون di setiap kalimat yang kita tulisakan. Dan pahalanya akan terus mengalir kepada kita sebagai point "ilmu yang bermanfaat".


Salam literasi..

Semangat menulis bukumu sendiri..

Fyi : Seluruh sharing di atas berdasarkan pengalaman saya pribadi dalam menulis buku, jadi bisa saja berbeda dengan penulis lainnya..
Semoga bermanfaat yaaaa...

34 Komentar

  1. Waahh ternyata proses nya cukup panjang ya... keren bgt mbaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbaa..masyaallah ya..saya juga baru tau sepanjang itu setelah coba sendiri mbaa😂

      Hapus
  2. Sharing di ig feeds ya mb tentang group literasi, daku Kan polower setiamu wkwk

    BalasHapus
  3. jadi mentor ku dong kia. hehe
    makasih ya sharingnya detail banget. bisa jadi acuan juga buat aku.
    kapan mulai PO bukunya ? udah ga sabar pengen baca '_"

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihiii siaap tehrina..kalau dah PO pasti kia kabarin..makasih yaa selalu support😍😍😍

      Hapus
  4. Masya Allah, jazakillah khair ilmunya ya mba, emg bener harus luruskan niat dalam apapun itu ya mba biar bsa bernilai ibadah..mau donk mba info2 ttg penulisan antologinya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Boleh banget mba..langsung DM instagram saya saja ya mba, biar mudah saya kasih link profil ig kelas2nya,,semangat mbaaa 😁

      Hapus
  5. Ilmu baru lagi mba tentang perbukuan. Jazakillah sudah sharing.

    BalasHapus
  6. Iya Mba, saya pengen nulis buku sendiri terus di terbitkan. Alhamdulillah dapet sharing ini jadi makin paham sekarang. Terimakasih Mba 😊

    BalasHapus
  7. Pengenn... Huhuhu
    Makasih infonya Mbaa. Panjang perjalanan utk ingin itu hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuk dimulai langkah pertamanya mba, insyaallh kalau dah dimulai akan terasa singkat :)

      Hapus
  8. Masya Allah, pengen juga mba hehe
    Beberapa kali udah coba bikin antologi tapi rasanya masih kurang banyak pemanasannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masyaallah semangat mbaaa...kalau sudah merasa mantap langsung langkah pertama ke solo mba :)

      Hapus
  9. MasyaAllah makasih sharingnya mbak. Jadi nggak insecure mau membukukan tulisan2

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangat mbaaaaa..bismillah niatkan sharing ilmu.. :"

      Hapus
  10. Makasih mbak sharingnya..... Wahh, kudu sering² baca buku inii... Pengen jg bisa nerbitin buku sendiri mbak... Ilmunya sangat bermanfaat... Barakallah.... Langsung cuz IG mbak Kia 😆

    BalasHapus
  11. Wah kereen mbaa, jadi semangat ikut proyek nulis antologi nih..
    Mohon berkenan accept request ig ya mba, biar bisa tanya2 lebih jauh hehe
    Terima kasiih, semoga lancar proses penerbitan bukunya mbaa

    BalasHapus
  12. MasyaaAllah jazaakillahu khairan sharingnya, hampir sama ceritanya buat diri ini yang baru berani nulis antologi. Semoga segera menyusul nulis buku solo. Aamiin 😇

    BalasHapus
  13. masyaa allah mbak, baru beberapa hari lalu aku diskusi sama suami buat ikut kelas menulis online, nulis buku antologi dan goal nya nerbitin buku solo. pas bgt mbak sharing ttg ini, jazakillah khayr 🤗

    BalasHapus
  14. MasyaAllah sangat lengkap sekali penjelasannya, ternyata proses penerbitan buku sangat panjang yaa, terimakasih atas sharingnya mbaa :). Semoga saya juga bisa menyusul untuk menerbitkan buku. Aaamin :)

    BalasHapus
  15. Masya Allah sangat bermanfaat, dulu saya pernah nulis antologi jg mba, tapi udah lama gak lanjut nulis lagi, cuman di sosmed doang. hehe... jadinya kepengen nulis lagi setelah liat postingan ini. Barakallah

    BalasHapus
  16. MasyaAllah.. sangat informatif dan bermanfaat ❤️

    BalasHapus
  17. masyaAllahu terimaksah sharingnya. jazzakillahu khairan wa baarakallahu fiiki

    BalasHapus