HARI RAYA IDUL FITRI DI NEGERI JIRAN


Alhamdulillah kemarin kita masih diberi kesempatan untuk menyambut hari raya idul fitri 1441-H. Walau lebaran kali ini berbeda, akan tetapi tetap dengan kebahagiaan menyambut hari kemenangan yang sama. Di Malaysia sendiri, alhamdulilah saat lebaran lockdown sudah tidak seketat bulan lalu, sudah tidak ada razia polis dan askar bagi siapa yang keluar rumah, beberapa sektor ekonomi juga sudah dibuka. Mall dan beberapa restoran juga sudah diperbolehkan beroperasi dengan syarat memenuhi beberapa syarat SOP.

Sejak seminggu sebelum lebaran, Perdana Menteri (PM) Malaysia sudah mengingatkan berkali-kali untuk tetap menjaga norma baharu/new normal saat berhari raya. Maka dari itu yang boleh saling berkunjung hanya orang-orang yang ada dalam talian keluarga. Dan setiap rumahpun dibatasi pengunjungnya.  Karena polis akan merazia ke dalam rumah yang terlihat ramai pengunjung dan tidak mengamalkan social distancing.

Berikut beberapa SOP berhari raya yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM).


Berhubung kami disini tidak punya keluarga, jadi kami tidak bisa berkunjung lebaran ke rumah siapapun. Ke rumah tetanggapun rasanya tidak ahsan, karena tetangga disini sangat menjaga social distancing seperti arahan Kerajaan. 

Tetangga kanan saya orang Afrika, sejak lockdown bulan maret lalu hingga sekarang tidak pernah bertemu bertatap wajah, sesekali suara motornya terdengar tanda ia keluar mencari kebutuhan domestik, selebihnya beliau berdiam diri di rumah dan tidak banyak bersosialisai sesuai dengan social distancing yang diarahkan WHO.

Tetangga kiri saya orang Singapur. Pagi lebaran sempat bertegur sapa, tapi setelah itu beliau juga langsung masuk kedalam rumah dan menutup pintu. Beliau kesehariannya sangat ramah, tinggal dengan anak istrinya. Tapi karena sekarang masa pandemi dan social distancing, jadi semenjak lockdown beliau dan keluarganya juga tidak banyak keluar rumah kecuali beli bahan makan, selebihnya menutup pintu dan menjaga jarak sesuai arahan PM.

Tetangga belakang saya orang India, selalu heboh dan rame karena punya balita dan baby. Akan tetapi tetap tidak bisa bertandang berhari raya karena sangat menjaga social distancing apalagi bagi yang tidak ada hubungan keluarga seperti SOP berhari raya di atas.

Tetangga depan saya orang Thailand, anak muda, saat lebaran pintu rumahnya terbuka. Akan tetappi pintu jerujinya ditutup dan menggunakan headset, jadi tetap social distancing tidak bisa berkunjung lebaran.

Singkat cerita, lebaran kali ini benar-benar hanya kami bertiga.

Memangnya gak ada teman sesama Indonesia?

Ya pasti ada, bahkan ada yang rumahnya tak jauh dari rumah kami. Akan tetapi karena saya punya balita, mereka jadi paham untuk tetap social distancing saat lebaran. Jadilah kami hanya silaturahim via video call, walau jarak rumah dekat. 

Karena lagi-lagi sesuai arahan KKM, jangan sampai lebaran membuat lonjakan positif covid-19, karena alhamdulillah sudah 2 minggu terakhr angka positif setiap harinya terus menurun, bahkan sempat hanya bertambah 15 orang per-hari.


Seperti yang saya infokan di atas, bahwa disini sudah diperbolehkan keluar rumah tanpa kena razia. Akan tetapi tetap mengamalkan new normal, hindari keramaian, jaga jarak dengan sesama manusia, dan jaga kebersihan. Untuk itu setelah shalat idul fitri di rumah, makan ketupat sayur dan lemang has daerah sini, kami memutuskan untuk mencari udara segar keluar rumah. Setelah 3 bulan lebih sama sekali tidak keluar rumah. Kami memutuskan hanya keliling sekitar rumah, mencari udara segar dan tempat yang tidak ramai. Selama keliling itu kami selalu menghindar bertemu dengan orang lain, selain saya yang masih parno dengan covid-19, kami juga harus tetap mematuhi arahan KKM untuk sebisa mungkin menjaga jarak dengan orang lain.

Walau jauh di negeri orang, kami tetap berlebaran secara virtual dengan keluarga di Indonesia. Teknologi sekarang memang sangat membantu untuk bisa tetap bersilaturahim walau jarak saling berjauhan. Tak hanya dengan keluarga yang di Indonesia, akan tetapi juga dengan teman-teman sesama Ibu WNI yang tinggal di Malaysia, karena tidak bisa berhalal bihalal walau di negeri yang sama, kami tetap menjaga silaturahim dengan video call.


Banyak sekali hikmah dan pelajaran yang bisa diambil berlabaran di negeri orang pada masa pandemi ini. Salah satunya adalah lebih menghargai waktu "kebersamaan". Ketika tidak bisa berkumpul, bersua, becengkrama ftf, ternyata hal sepele bisa bertemu dengan keluarga itu adalah kenikmatan yang patut untuk disyukuri. Selama ini mungkin terasa wajar dan biasa, akan tetapi saat ini itu terasa sebagai nikmat yang luar biasa.


Yuk manfaatkan segala waktu kita bersama keluarga dan orang-orang tersayang. Menikmati setiap moment yang mungkin tidak bisa lagi terulang di new normal nanti. Waktu itu memang sangat terasa berharga ketika sudah "tidak ada".

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441-H
Mohon maaf lahir dan bathin.
تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَ مِنْكُمْ


23 Komentar

  1. Selamat lebaran, Taqaballah minna waminkum.. Maaf lahir bathin mb dan keluarga
    Bener banget, lebaran x ini mengajarkan utk lebih menghargai kebersamaan yg kita lewati ya mb, terharuu..

    BalasHapus
  2. Mbaaa, ya Allah udahlah di Negeri orang, dan gak bisa silahturahim ke sesama WNI langsung juga huhuu. Semoga segera berlalu Covid19 ini. Tapi di Indonesia masih tinggi 😣

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya di Indonesia yg aktif masih tinggi ya mba..doa terbaik untuk iBu pertiwi :"

      Hapus
  3. Selamat lebaran mba...semoga sehat selalu sekeluarga...aamiin

    BalasHapus
  4. Mohon maaf lahir batin ya mba, sama2 merindukan kampung halaman, di indo masih belum menurun kasus nya ni mba

    BalasHapus
  5. Maaf lahir batin Mbak. Met lebaran dari pulau sumatra😁

    BalasHapus
  6. Kumpul bareng keluarga emang sangat berharga ya..
    Selamat hari raya idul fitri kia. Mohon maaf lahir dan batin 😊

    BalasHapus
  7. Berasa banget ya mba berharganya waktu sama keluarga di pandemi ini. Semoga kita semua bisa segera bertemu keluarga secara langsung kembali..

    BalasHapus
  8. Setuju Mba, Waktu itu memang sangat terasa berharga ketika sudah "tidak ada".

    BalasHapus
  9. Iyaa mbak..... Waktu terasa sangat berharga sekali saat dilarang kumpul bahkan dgn keluarga sendiri sprti saat ini 😭

    BalasHapus
    Balasan
    1. Virtual hug, yuk manfaatkan waktu selagi ada :)

      Hapus
  10. iya mbak, gak pernah terbayangkan sekalipun lebaran bakal kaya gini. barulah waktu bersama keluarga terasa amat berharga 💛

    BalasHapus
  11. Masya Allah pastinya selalu ada hal yg berkesan di setiap moment lebaran ya. Apalagi di negeri seberang. Berasa banget. Tetap semangat. Peluk virtual 🤗

    BalasHapus
  12. Semoga sehat2 ya mba di Malaysia Sanaa ❤️

    BalasHapus
  13. Alhamdulillah ternyata di sana semua patuh2 dengan arahan pemerintah ya Mba...dan Alhamdulillah walau tak dapat bertemu kerabat sanak saudara, kita semua masih bisa bersilaturahmi digital.. 😊

    BalasHapus